Pada masyarakat Melayu Sambas khususnya masyarakat Melayu di Singkawang Utara,tentu tidak asing dengan budaya SERAKALAN atau biasa disebut NYALAI. SERAKALAN atau NYALAI biasanya dilakukan pada acara acara tertentu, misalnya dalam acara perkawinan dan acara tepung tawar.
Dalam acara perkawinan, misalnya, SERAKALAN dilakukan di tarub dimana para undangan pria duduk secara lesehan. SERAKALAN dilakukan dengan membaca kitab BARZANJI diiringi dengan tabuhan gendang. Para pembaca SERAKALAN biasanya dilakukan secara bergantian.
Tidak semua yang ada di tarub bisa melantunkan SERAKAL,karena perlu latihan khusus dan iramanya pembacaannya juga berbeda dengan mengaji biasa.
Di dalam pembacaan SERAKALAN bisanya dibagi menjadi 3 bagian yaitu ASSALAI, RAWI dan ASROKAL. Tiap tiap bagian memiliki cara atau irama yang berbeda. Pada bagian ASSALAI, pembacaannya dilakukan secara bergantian dalam keadaan duduk dan diiringi dengan tabuhan gendang. Pada bagian pembacaan RAWI biasanya dipilih atau ditunjuk orang tertentu. Pembacaan RAWI terkadang juga diiringi dengan tabuhan gendang.
Pada daerah daerah tertentu, biasanya para undangan akan istirahat sebentar setelah pembacaan RAWI, sambil menikmati makanan dan minuman ringan. Terakhir barulah dibacakan ASROKAL.Pada bagian ini, para undangan yang ada di tarub semuanya berdiri ketika ASROKAL dilantunkan.
Dalam acara perkawinan, misalnya, SERAKALAN dilakukan di tarub dimana para undangan pria duduk secara lesehan. SERAKALAN dilakukan dengan membaca kitab BARZANJI diiringi dengan tabuhan gendang. Para pembaca SERAKALAN biasanya dilakukan secara bergantian.
Tidak semua yang ada di tarub bisa melantunkan SERAKAL,karena perlu latihan khusus dan iramanya pembacaannya juga berbeda dengan mengaji biasa.
Di dalam pembacaan SERAKALAN bisanya dibagi menjadi 3 bagian yaitu ASSALAI, RAWI dan ASROKAL. Tiap tiap bagian memiliki cara atau irama yang berbeda. Pada bagian ASSALAI, pembacaannya dilakukan secara bergantian dalam keadaan duduk dan diiringi dengan tabuhan gendang. Pada bagian pembacaan RAWI biasanya dipilih atau ditunjuk orang tertentu. Pembacaan RAWI terkadang juga diiringi dengan tabuhan gendang.
Pada daerah daerah tertentu, biasanya para undangan akan istirahat sebentar setelah pembacaan RAWI, sambil menikmati makanan dan minuman ringan. Terakhir barulah dibacakan ASROKAL.Pada bagian ini, para undangan yang ada di tarub semuanya berdiri ketika ASROKAL dilantunkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan berkomentar tentang isi blog ini